Sunday, May 12, 2013

Awal Mula Azan Berkumandang



                Setibanya di Madinah, Rasulullah SAW membangun masjid dan melaksanakan shalat berjamaah. Di masa itu, kaum muslimin selalu mengintai dan mengira-ngnira waktu shalat kemudian pergi ke masjid untuk mengikuti shalat berjamaah. Namun hal itu tidak mudah. Ada saja sahabat yang kadang ketinggalan shalat berjamaah atau terlambat karena kurang pandai memperkirakan waktu.
                Rasulullah SAW berpikir tentang bagaimana cara mengumpulkan  orang-orang untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Orang-orang Islam pun mulai memikirkan solusi praktis untuk mengatasi masalah ini. Ada yang mengusulkan kepada Nabi supaya mengibarkan bendera ketika waktu shalat tiba. Ketika orang-orang Islam melihat bendera itu,
mereka menginformasikan kepada yang lain, sehinga mereka semua datang ke masjid. Namun, Nabi tidak tertarik dengan ide ini. Kelompok kedua mengusulkan agar meniup terompet ketika waktu shalat tiba. Namun beliau tidak tertarik dengan ide ini. Beliau bersabda, yang artinya: “Itu adalah tradisi Yahudi.
                Masalah tetap ada dan belum ada solusinya. Lalu Abdullah bin Zaid pulang ke rumah sambil memikirkan apa yang sedang dipikirkan oleh Rasulullah SAW. Kemudian dia tidur sambil meikirkan masalah itu. Ternyata ia bermimpi melihat azan.
                Keesokan harinya, Abdullah bin Zaid menemui Rasulullah SAW dan berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya semalam ada orang berbaju rangkap berwarna hijau berkeliling dan bertemu denganku sambil membawa lonceng.
                Lalu aku bertannya: “Hai hamba Allah, apakah kamu menjual lonceng ini?”
                “Untuk apa?” katanya.
“Untuk memanggil orang-orang  ke tempat shalat,” jawabku.
Lalu orang itu berkata: “Maukah aku tunjukan padamu sesuatu yang lebih baik dari itu?”
“Apa itu?” tanyaku.
Ia menjawab, “Kamu bisa mengucapkan: “Allahu Akbar Allahu Akbar” .... sampai akhir azan.
                Kemudian ia mundur jauh, lalu berkata: “jika hendak menunaikan shalat, ucapkanlah: “Allahu Akbar Allahu Akbar” .... sampai akhir iqamat. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Itu adalah mimpi yang benar (hak), insya Allah. Berdirilah bersama Bilal dan bacalah apa yang kamu lihat dalam mimpimu agar dikumandangkan olehnya. Karena suaranya lebih merdu daripada suaramu.
Kemudian Abdullah bin Zaid berdiri bersama Bilal dan mengajarkan azan padanya, kemudian Bilal mengumandangkannya.
Sementara itu, Umar bin Khaththab yang sedang berada di dalam rumah mendengar suara itu. Ia langsung keluar sambil menarik jubahnya dan berkata: “ Demi Tuhan Yang mengutusmu dengan Hak, ya Rasulullah, aku benar-benar melihat seperti yang ia lihat (di dalam mimpi).” Lalu Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Segala puji bagimu.” (HR. Imam Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad)

No comments:

Post a Comment