Setibanya di Madinah, Rasulullah
SAW membangun masjid dan melaksanakan shalat berjamaah. Di masa itu, kaum
muslimin selalu mengintai dan mengira-ngnira waktu shalat kemudian pergi ke
masjid untuk mengikuti shalat berjamaah. Namun hal itu tidak mudah. Ada saja
sahabat yang kadang ketinggalan shalat berjamaah atau terlambat karena kurang
pandai memperkirakan waktu.
Rasulullah SAW berpikir tentang
bagaimana cara mengumpulkan orang-orang
untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Orang-orang Islam pun mulai memikirkan
solusi praktis untuk mengatasi masalah ini. Ada yang mengusulkan kepada Nabi
supaya mengibarkan bendera ketika waktu shalat tiba. Ketika orang-orang Islam
melihat bendera itu, mereka menginformasikan kepada yang lain, sehinga mereka semua datang ke masjid. Namun, Nabi tidak tertarik dengan ide ini. Kelompok kedua mengusulkan agar meniup terompet ketika waktu shalat tiba. Namun beliau tidak tertarik dengan ide ini. Beliau bersabda, yang artinya: “Itu adalah tradisi Yahudi.”
Masalah tetap ada dan belum ada
solusinya. Lalu Abdullah bin Zaid pulang ke rumah sambil memikirkan apa yang
sedang dipikirkan oleh Rasulullah SAW. Kemudian dia tidur sambil meikirkan
masalah itu. Ternyata ia bermimpi melihat azan.
Keesokan harinya, Abdullah bin
Zaid menemui Rasulullah SAW dan berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya semalam
ada orang berbaju rangkap berwarna hijau berkeliling dan bertemu denganku
sambil membawa lonceng.
Lalu aku bertannya: “Hai hamba
Allah, apakah kamu menjual lonceng ini?”
“Untuk apa?” katanya.
“Untuk memanggil orang-orang ke
tempat shalat,” jawabku.
Lalu orang itu berkata: “Maukah aku tunjukan padamu sesuatu yang lebih
baik dari itu?”
“Apa itu?” tanyaku.
Ia menjawab, “Kamu bisa mengucapkan: “Allahu Akbar Allahu Akbar” ....
sampai akhir azan.
Kemudian ia mundur jauh,
lalu berkata: “jika hendak menunaikan shalat, ucapkanlah: “Allahu Akbar Allahu
Akbar” .... sampai akhir iqamat. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, yang
artinya: “Itu adalah mimpi yang benar (hak),
insya Allah. Berdirilah bersama Bilal dan bacalah apa yang kamu lihat dalam
mimpimu agar dikumandangkan olehnya. Karena suaranya lebih merdu daripada
suaramu.”
Kemudian Abdullah bin Zaid berdiri bersama Bilal dan mengajarkan azan
padanya, kemudian Bilal mengumandangkannya.
Sementara itu, Umar bin Khaththab yang sedang berada di dalam rumah
mendengar suara itu. Ia langsung keluar sambil menarik jubahnya dan berkata: “
Demi Tuhan Yang mengutusmu dengan Hak, ya Rasulullah, aku benar-benar melihat
seperti yang ia lihat (di dalam mimpi).” Lalu Rasulullah SAW bersabda, yang
artinya: “Segala puji bagimu.” (HR.
Imam Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad)
No comments:
Post a Comment